Thursday, October 11, 2012

KENALI BATU DAN KARAKTER ANDA

apakah anda tahu disekitar kita terdapat beragam energi ?
apakah anda tahu dibadan kita terdapat cakra ( pusat keluar masuknya energi ) dimana dengan masuknya energi negatif dapat menyebabkan kerusakan pada cakra tersebut dan mengakibatkan manusia akan terkena penyakit psikis dan jasmani ?
apakah anda tahu bahwa sebagian dari batu dan permata memiliki energi yang banyak dan bermanfaat ?
GUNAKANLAH BATU YANG SESUAI DENGAN BULAN KELAHIRAN ANDA SEHINGGA DAPAT MENINGKATKAN KESEHATAN DAN ENERGI ANDA

Setiap batu yang dapat menyembuhkan ( dengan izin Allah swt ) memiliki keterkaitan khusus dengan bulan tertentu, dimana jika orang – orang yang lahir pada bulan tersebut menggunakan batu tersebut akan memberikan efek yang luar biasa. Setiap orang berdasarkan tanggal kelahirannya bisa saja mempunyai karakteristik serta memiliki ciri alamiah yang berbeda, kelemahan dan kekuatan yang berbeda – beda. Batu tersebut bisa meningkatkan sisi positif kita dan mengurangi sisi kelemahan kita. Akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa jika batu tersebut digunakan pada bulan tertentu tidak memiliki faedah pada bulan lainnya.
CAPRICORNUS ( 22 Des – 19 Jan )
Unsur : tanah
Karakteristik : suka berimajinasi, pencari kebenaran, dapat dipercaya, memiliki cita-cita tinggi, bertanggungjawab, temperamental, suka mengkhayal
Batu yang cocok dipakai : turmalin hijau dan hitam, yakut kabud, batu bulan, malakit
AQUARIUS ( 20 Jan – 17 Feb )
Unsur : udara
Karakteristik : mandiri, kreatif, cerdas, familiar, dan tegas
Batu yang cocok dipakai : akik, firuz, yakut kabud, omitis, dan topaz biru.
PISCES ( 18 Feb – 19 Mrt )
Unsur : air
Karekteristik : mencintai kebaikan, pencari hakekat, penolong, sentimental, kurang pede dan mudah terpengaruh
Batu yang cocok dipakai : mutiara, amitis, piruz, epal, batu bulan, aquamarine dan marjan.
ARIES ( 20 Mrt – 19 Apr )
Unsur : api
Karakteristik : aktif, mengambil keputusan dengan pikirannya, memiliki tujuan, petualang dan positif thinking
Batu yang cocok dipakai : akik merah, akik pohon, yakut, hematit, mata kucing dan intan.
TAURUS ( 20 Apr – 19 Mei )
Unsur : tanah
Karekteristik : memiliki langkah yang tetap, tradisionil dan mencintai nilai, kreatif, materialisme dan mencintai kehidupan yang tetap.
Batu yang cocok dipakai : akik merah, akik pohon, zamrud, firuz dan yakut kabud.
GEMINI ( 20 Mei – 20 Jun )
Unsur : udara
Karakteristik : pencari hakekat, lebih mendahulukan akalnya ketimbang perasaannya, pemaaf, menjauhi pekerjaan yang rumit, tidak ingin menerima tanggung jawab, secara lahiriyah kelihatannya tidak berperasaan.
Batu yang cocok dipakai : akik, batu bulan, yakut kuning, sitrin, aquamarine, topaz emas, batu kristal dan kahreba.
CANCER ( 21 Jun – 21 Jul )
Unsur : air
Karakteristik : familiar, berperasaan, suka mengkhayal, sentimental, sangat khawatir akan masa depan, cepat stress dalam menghadapi masalah.
Batu yang cocok dipakai : akik merah, akik pohon, yakut, zamrud, epal, batu bulan, mutiara dan topaz.
LEO ( 22 Jul – 22 Agust )
Unsur : api
Karakteristik : suka berangan – angan, bertipe pemimpin, pede, berakhlak mulia, aktif
Batu yang cocok dipakai : intan, yakut, topaz emas, batu kristal, mata kucing
VIRGO ( 23 Agust – 21 Sept )
Unsur : tanah
Karakteristik : bertanggung jawab, pencinta ilmu, analisis, teliti dan disiplin, bertanggungjawab
Batu yang cocok dipakai : akik merah, topaz emas, firuz, mata kucing, zamrud.
LIBRA ( 22 Sept – 22 Okt )
Unsur : udara
Karakteristik : positif thinking, banyak berasumsi, sosial, artistik, tenang, sabar dan cerdas.
Batu yang cocok dipakai : epal, akik merah, turmalin, aquamarine, intan, marjan merah.
SCORPIO ( 23 Okt – 21 Nov )
Unsur : air
Karakteristik : mencintai hakekat, dapat dipercaya, amanah, aktif, mengambil keputusan dengan iradah, biasa menyembunyikan pekerjaan.
Batu yang cocok dipakai : akik, yakut kuning, amities, turmalin merah, hamatit, sitrin dan zabarjad.
SAGITARIUS ( 22 Nov – 21 Des )
Unsur : api
Karakteristik : tenang dan sabar, positif thinking, teliti, bagus perangainya dan indah katanya, menjauh dari keterbatasan
Batu yang cocok dipakai : piruz, amitis, topaz biru,

BATU YAKUT



Batu yakut sebangsa batu hiacinth, Berukuran panjang  1,1mm. lebar 1,1mm dan tinggi 7mm, berbentuk bulat setengah telur, pada bagian atasnya berbentuk kubah, berwarna putih kekuning, sifatnya bening, terang dan tembus oleh cahaya, apabila dilihat dan diperhatikan di dalam batu terlihat urat-urat seperti asap putih bening.
Sewaktu Nabi Muhammad saw di isra mi’rajkan nail kelangit ketujuh yaitu dibaitu makmur tempat thawafnya para malaikat dan diriwayatkan langit ketujuh itu terbuat dari yakut Batu yakut merah, dalam riwayat lain mengatakan bahwa baitul makmur tiang-tiangnya betahtakan batu jamrud, halamanya bertaburan intan, penutup lampu-lampu dari yakut dan zabarjad.  Dan malaikat jibril yang memiliki sayap 600 sayap, yang setiap sayapnya bisa memenuhi cakrawala, dari sayapnya bertaburan mutiara dan yakut.
Sebagai sarana :
Untuk penyembuhan penyakit, menentramkan tidur, dan menjernihkan fikiran  yang kalut, media pengusir setan dari dalam dan luar rumah, penangkal roh jahat, melenyapkan rasa cemburu suami istri, bahkan menambahkan kebahagiaan dalam rumah tangga, membantu seseorang untuk berdamai dengan dirinya sendiri dan mengatasi perasaan negatif atau rasa frustasi serta meningkatkan prilaku positif, juga membuat pemakaianya lebih bijaksana, terhormat dan kaya, dapat melenyapkan rasa iri, dengki sipamakainya, hilangnya cahaya dari kilau sebuah batu yakut memperingatkan akan adanya bahaya bagi pemiliknya,dll.

Yakuts

Yakuts originally lived around Olkhon and the region of Lake Baikal. But beginning in the 13th century they migrated to the basins of the Middle Lena, the Aldan and Vilyuy rivers under the pressure of the rising Mongols, where they mixed with other northern indigenous peoples of Russia such as the Evens and Evenks.
The northern Yakuts were largely hunters, fishermen and reindeer herders, while the southern Yakut raised cattle and horses.
In the 1620s Russia began to move into their territory and annexed it, imposed a fur tax, and managed to suppress several Yakut rebellions between 1634 and 1642.
A Yakute in his Winterdress, ca. before 1906
Russian brutality in collection of the pelt tax (yasak) sparked a rebellion among the Yakuts and also Tungusic-speaking tribes along the River Lena in 1642. The voivode Peter Golovin, leader of the Russian forces[citation needed], responded with a reign of terror: native settlements were torched and hundreds of people were tortured and killed[citation needed]. The Yakut population alone is estimated to have fallen as a result by 70 percent between 1642 and 1682.[9] The discovery of gold and, later, the building of the Trans-Siberian Railway, brought ever-increasing numbers of Russians into the region. By the 1820s almost all the Yakuts had been forcefully converted to the Russian Orthodox church although they retained, and still retain, a number of Shamanist practices.
In 1919 the new Soviet government named the area the Yakut Autonomous Soviet Socialist Republic. There was an uprising in Yakut, known as the Yakut Revolt, led by Cornet Mikhail Korobeinikov.
In the late 1920s through the late 1930s, Yakut people were systematically persecuted,[citation needed] when Joseph Stalin launched his collectivization campaign. The Soviet Union's Gulag system of involuntary labor increased the Yakuts' mortality and not until the late 1960s would the Yakut population recovered to pre-collectivization levels.[10][unreliable source]
Currently, Yakuts form a large plurality of the total population within the vast Sakha Republic. According to the 2010 Russian census, there were a total of 466,492 Yakuts who resided within the Sakha Republic during that year. This represented 49.9% of the total population of the republic. In addition, the Yakuts have a higher fertility rate than the Russians and the other Slavic peoples, while the median age of the Yakut population is much lower than the Russians. This basically ensures that the Yakut population would continue to grow during the foreseeable future.

Wednesday, October 10, 2012

Yakut

The Yakut people live in Siberia in the basin of the Middle Lena River
and the Aldan and Vilyuy rivers. Some Yakut people also lived farther
north. It is an area of primarily taiga vegetation. The country is
partly mountainous and partly lowland. The northern area is a tundra
region. The climate is dry, with long and severe winters. The vegetation
consists predominantly of larch, with some birch and pine. The animal
life includes squirrel, Siberian ferret, ermine, hare, fox, bear,
wolverine, elk, blue fox, wild reindeer, and musk deer. Fish are also
abundant.

In a number of ways, the Yakut people were different from the neighboring
Siberian peoples. Their language belongs to the Northern Turkic group
of the Turkic branch of the Altaic language stock (Voegelin 1977:
340). Furthermore, the Yakut were primarily pastoralists, whereas
their neighbors were hunters and fishers. For these reasons, the traditional
theory of the origin of the Yakut is that they migrated from the Lake
Baikal region in either the tenth or the thirteenth century. Recent
Russian theorists, such as Okladnikov and Tokarev, feel, however,
that although the southern elements are undeniable, racial and linguistic
evidence indicates that the Yakut are indigenous to the area of the
middle Lena (Tokarev and Gurvich 1964: 245).

In the seventeenth century, Yakutia was contacted and annexed by Russia,
and during the eighteenth century, the area served as a transit camp
and highway for freight to newly-annexed Siberian lands. Russian settlers
moved into the area in the late eighteenth century, but it should
be noted that Russians have never constituted a very large proportion
of the population. In the nineteenth century, Russia established convict
settlements, and political exiles came to the Yakut area. With the
establishment of the Soviet regime in 1919 the area became known as
the Yakut Autonomous Soviet Socialist Republic.

The population in 1926 was 235,000, and it was very unevenly distributed.
Nine-tenths of the population lived in the central regions, in the
former Okrugs of Yakutskiy and Vilyuyskiy, and these people were the
"typical" Yakuts. A third group in the region of Olekminsk was considerably
Russianized, while the northern groups, e.g., the Dolgan, were reindeer
herders and in general resembled the Tungus and Yukagirs.

The feature that most clearly distinguished the Yakut from their neighbors
was the fact that their dominant economic activity was the herding
of horses and cattle. Pastoralism preserved a semi-nomadic way of
life. The Yakut moved twice a year between winter and summer camps,
and their settlements were very widely scattered. The winter camps
consisted of two or three dwellings with a total population of less
than 20. The summer camps were usually somewhat larger. The yurt,
the predominant type of dwelling, was a square structure with a pyramidal
roof. Fire was religiously important--it was considered the protector
of the family--and consequently the hearth was the most important
area of the dwelling.

Fishing was the second most important economic activity. Hunting was
done primarily for furs. Agriculture was introduced by the Russians
in the mid-nineteenth century, but it was never widely practiced.
The diet consisted primarily of dairy products, secondarily of fish,
thirdly of vegetable products, and lastly of meat.

At the time of Russian contact, the Yakut were divided into a number
of subgroups, called d'on or aymakh, which were engaged in constant
warfare with each other. The aymakh were exogamic, and fellow members
were considered "clansmen." The aymakh were further subdivided into
smaller clans. The clans were headed by an aristocracy, the toyons,
who were also military leaders. The toyons were wealthy and had large
herds, and they employed the labor of slaves and their dependent clansmen.

The primary social unit was the nuclear family. Marriages were usually
monogamous, but in the early nineteenth century, polygyny was practiced
among the wealthy. This situation gave rise to the erroneous notion
of maternal clans. Yakut clans were definitely patrilineal. They were,
however, subdivided. These subdivisions were all descended from the
same progenitor but by different wives.

The clans were maintained up to the time of the Revolution in the
form of administrative units. Each clan constituted a community, called
an aga-usa. The community elected elders and formed a council. The
next level of organization was a naslegi, and the level after that
was an ulus. Each level had a council of elected elders.

Siberian peoples are known for shamanism. The shaman among the Yakut
was considered to be an attendant to the spirits. Men or women could
be shamans, but women were considered to be more powerful. The appearance
of a nervous ailment was a sign that a person was chosen by the spirits.
The main duties of a shaman were to cure sick people and prevent catastrophes.
The shaman also acted as a diviner. Smiths were thought to be related
to shamans, and smiths could also treat illnesses and give prophecies
and advice. The smith was believed to have power over the spirits,
because the spirits were afraid of the sound of iron.

For an extended summary of Yakut culture, the researcher is advised
to consult Tokarev and Gurvich (1964).

Jochelson (1933) is another standard ethnography with detailed information
on origin traditions, kinship terminology, the shaman's coat and drum,
the Yakut blacksmith, and the kumiss festival. Jochelson spent from
1884 to 1902 among the Yakut.

Berburu Batu Di Kalimantan

Kalimantan terkenal dengan kekayaan alam dan bebatuannya yang berharga. Makin langka makin bernilai. Terlebih yang dijadikan perhiasan fashion atau bahan baku furniture. Ini adalah komoditas yang tidak pernah sepi peminat.
KUALITAS batu permata Indonesia termasuk yang terbaik di dunia. Salah satunya batu intan yang dihasilkan Martapura, Kalimantan Selatan.
Berbagai jenis batu permata terkenal diambil dari bumi Kalimantan, seperti misalnya jenis Amethyst (kecubung), Zirconia, Saphir, Ruby, Chrysoberyl, Cat Eye (mata kucing), Torquise, Onyx, Aquamarine, dan aksesori kristal. Semuanya lengkap tersaji bagi pengunjung di pasar Kebun Sayur, Balikpapan.
Batu-batu ini kemudian dibuat aneka perhiasan, dari gelang, kalung atau cincin. Orang Kalimantan membuat sendiri perhiasan mereka dari batu-batu permata ini dengan berbagai motif, hingga khas Kalimantan. Di luar daerah, batu jenis ini pun laris diminati orang.
Khusus untuk bebatuan berharga seperti permata, cukup banyak tersebar di wilayah Indonesia bagian Timur. Salah satunya Martapura, tempat penghasil batu permata terbaik Kalimantan, biasanya berasal dari pertambangan. Di samping itu, di Kalimantan banyak ditemukan juga batu kecubung dengan kualitas yang terbaik.
Taufik, perajin batu cincin Kebun Sayur, Balikpapan yang ditemui Minggu (30/9) menuturkan,  batu yang paling banyak dicari tahun ini adalah kecubung ungu, akik kaligrafi, berlian Kalimantan Selatan, dan yakut kuning. Empat batu tersebut harganya bervariasi tergantung ukuran dan keaslian warnanya. “Batu-batu Kalimantan paling banyak dicari orang karena bentuknya yang alami, unik, langka dan bernilai seni. Saya sendiri menyukai batu Kalimantan karena bawaan naluri pencinta batu,” ujar Taufik.
Kecubung dipercaya meningkatkan daya meditatif dan membantu membersihkan aura, serta membuang energi negatif. Di samping itu, dipercaya sebagian orang sebagai penghilang rasa sakit, dan  mampu menciptakan pola tidur sehat bagi penderita insomnia.
Namun, bagi Taufik itu adalah mitos belaka. Menurutnya, batu adalah benda tidak bernyawa yang hanya dipakai sebagai penghias fisik. “Kalau ada yang percaya silakan saja, tapi jika terlalu menyakini malah akan menuju ke arah syirik,” katanya.
Taufik menjelaskan, harga satuan batu permata jenis kecubung biasanya Rp 150 ribu rupiah. Jika sudah menjadi cincin perak, harganya bisa mencapai Rp 900 ribu rupiah, bahkan jutaan rupiah.
Batu berlian yang banyak diburu wisatawan dari luar pulau adalah berlian Kalimantan yang bentuknya paling kecil. Harganya bisa mencapai Rp 10 juta rupiah per satuannya, tergantung dari urat-urat batu yang terukir di ke dalamannya.
Batu Yakut kuning juga merupakan batu langka yang seringkali dicari orang, namun jarang didapatkan. Harga satuan batunya Rp 250 ribu rupiah, dan jika sudah dijadikan cincin bisa mencapai harga Rp 7 juta rupiah.
Sedangkan batu Akik, batu yang terkenal sebagai batu bumi Kalimantan, harga termurahnya berkisar Rp 200 hingga Rp 300 ribu rupiah, tergantung kaligrafi yang terukir secara alami di permukaan batu. Ada juga yang bisa senilai belasan juta rupiah.
Nah, untuk menilai batu sendiri, kadang orang yang tidak terlalu memahami unsur batu sering kali salah membeli. “Kalau pencinta batu pasti mengerti dan memilih warna batu yang asli, yaitu warna pudar. Karena warna batu yang cerah dan pekat, biasanya melalui polesan,” ujar Taufik yang sudah 20 tahun menggeluti bidang batu perhiasan.

Zircon atau Yakut

Nama zircon dari bahasa Persia “zargun” artinya warna keemasan batu ini punya nilai keras 7.5 dalam daftar keras Mohs dan menempati urutan ke 5 setelah batu intan, corundum, chrysoberyl dan topaz. Warna kuning, coklat, merah, hijau, biru dan adapun yang tak berwarna adalah cirri khasnya. Sebagian dari batu zircon tidak tembus cahaya ( zircon biasa ) dan biasanya tidak digunakan dalam perhiasan. Batu ini adalah mineral yang bisa ditemukan dimana saja di bumi ini dan merupakan barang yang umum.
Batu zircon yang berwarna biru pucat dinamakan starlites dan yang berwarna merah kecoklatan dan oranye disebut hyacinth. Kini kebanyakan batu zircon dijual sebagai perhiasan berwarna biru.
Zircon berbeda dengan cubic zirconia. Zircon memiliki kecermelangan (brilliance) sangat tinggi dan kilauan (luster) seperti berlian. Cubic zirconia buatan manusia dengan unsur kimiawi berbeda. Bila keduanya diasah dan di gabung dengan baik dan tanpa warna akan mirip dengan batu berlian. Awal tahun1970 zircon tanpa warna digunakan sebagai pengganti batu berlian sehingga banyak orang beranggapan zircon adalah batu palsu. Kini Cubic zirconia adalah tiruan batu berlian yang paling populer menggantikan zircon tanpa warna.
Penghasil zircon terbesar adalah Thailand, Srilanka dan Kamboja. Namun zircon juga ditemukan di Myanmar, Vietnam, Tanzania, Perancis dan Australia. Bangkok merupakan pusat pengasahan dan pemasaran zircon terbesar di dunia.
Manfaat Batu Zircon di percayai membuat hati tetap tenang, menyembuhkan insomnia, mencegah iri hati, mengusir ilmu hitam dan memberi rasa kepuasan hati.
Dalam sisi astrology, zodiac dan hadiah pernikahan untuk orang yang lahir di bulan Desember dan batu ini dihubungkan dengan zodiac Sagittarius.

Tuesday, October 9, 2012

Batu Yakut Atau Zircon

Batu Yakut (Zircon)Nama zircon berasal dari bahasa Persia "zargun" yang artinya warna keemasan. Batu yakut atau zircon mempunyai nilai keras 7.5 berdasarkan daftar keras Mohs, mereka menempati di urutan ke lima setelah batu intan, corundum, chrysoberyl dan topaz. Warna batu yakut atau zircon bisa bermacam-macam seperti kuning, coklat, merah, hijau, biru dan adapun yang tak berwarna. Sebagian dari batu zircon tidak tembus cahaya yang juga disebut dengan zircon biasa dan biasanya tidak digunakan dalam perhiasan. Batu zircon adalah sebuah mineral yang bisa ditemukan dimana saja di bumi ini dan merupakan barang yang umum.
Batu yang tergolong dalam batu zircon akan berubah-ubah warnanya jika dipanaskan. Batu zircon yang berwarna biru pucat dinamakan starlites dan yang berwarna merah kecoklatan disebut hyacinth. Kini kebanyakan batu zircon dijual sebagai perhiasan berwarna biru. Warna ini dihasilkan dari zircon berwarna coklat yang diproses melalui pembakaran. Sebelum tahun 1900an zircon yang paling umum adalah yang berwarna oranye atau coklat kemerahan yang disebut juga "hyacinth"
Zircon tidaklah sama dengan cubic zirconia (C.Z). Zircon adalah batu alami yang memiliki kecermelangan (brilliance) cukup tinggi dan kilauan (luster) seperti batu berlian. Cubic zirconia adalah batu buatan manusia dengan unsur kimiawi berbeda. Bila keduanya diasah dengan baik dan tanpa warna akan mirip dengan batu berlian. Sebelum cubic zirconia dijual di pasaran awal 1970an zircon tanpa warna banyak digunakan sebagai pengganti batu berlian sehinga banyak orang beranggapan zircon adalah batu palsu. Kini CZ adalah tiruan batu berlian yang paling populer menggantikan zircon tanpa warna.
Batu zircon yang tak berwarna jika diserdi faset lalu bisa dijadikan seperti intan matura. nama intan matura ini diambil dari nama tempat di SriLanka dimana mereka ditambang. Oleh karena itu orang harus berhati-hati membeli intan jangan sampai keliru membeli zircon matura. Batu zircon adalah batu yang amat cocok untuk dijadikan sebagai pengganti intan asli, selain kilauan atau pantulannya yang tinggi, warnanya yang mirip intan, membuat batu ini hampir tidak bisa dibedakan dan membuat banyak orang tertipu sekaliguspun penjualnya.
Penghasil zircon terbesar adalah Thailand, Srilanka dan Kamboja. Namun zircon juga ditemukan di Myanmar, Vietnam, Tanzania, Perancis dan Australia. Bangkok merupakan pusat pengasahan dan pemasaran zircon terbesar di dunia.
Kegunaan atau manfaatBatu zircon dipercayai memiliki pengaruh-pengaruh antara lain membuat hati tetap tenang, menyembuhkan insomnia, mencegah iri hati, mengusir ilmu hitam dan memberi rasa kepuasan hati.
Dalam sisi astrology, zodiac dan hadiah pernikahanDalam dunia astrology atau perbintangan batu zircon adalah batu untuk orang yang lahir di bulan Desember (selain batu turquoise dan batu lapis lazuli) dan batu ini dihubungkan dengan zodiac Sagittarius.